ANALISIS REGRESI
1.
1.
REGRESI
LINIER SEDERHANA
1. Hubungan Antarvariabel
Hubungan
antarvariabel dapat berupa hubungan linier ataupun hubungan tidak linier. Misalnya,
berat badan laki-laki dewasa sampai pada
taraf tertentu bergantung pada tinggi badan, keliling lingkaran bergantung pada
diameternya, dan tekanan gas bergantung pada suhu dan volumenya.
Hubungan-hubungan itu bila dinyatakan dalam bentuk matematis akan memberikan
persamaan-persamaaan tertentu.
2. Persamaan Garis Regresi Linier Sederhana
Regresi
yang berarti peramalan, penaksiran, atau pendugaan pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822-1911) sehubungan dengan
penelitiannya terhadap tinggi manusia. Penelitian tersebut membandingkan antara
tinggi anak laki-laki dan tinggi badan ayahnya.
Analisis
regresi juga digunakan untuk menentukan bentuk hubungan antar variabel. Tujuan
utama dalam penggunaan analisis itu adalah untuk meramalkan atau memperkirakan
nilai dari satu variabel dalam hubungannya dengan variabel yang lain yang
diketahui melalui persamaan garis regresinya.
2.
PENDUGAAN
DAN PENGUJIAN KOEFISIEN REGRESI
2.1 Kesalahan Baku Regresi dan Koefisien
Regresi Sederhana
Kesalahan
baku atau selisih taksir standar merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur
tingkat ketepatan regresi (pendugaan) dan koefisien regresi (penduga) atau
mengukur variasi titik-titik observasi di sekitar garis regresi. Dengan
kesalahan baku, batasan seberapa jauh melesetnya perkiraan kita dalam meramal
data dapat diketahui. Apabila semua titik observasi berada tepat pada garis
regresi maka kesalahan baku akan bernilai sama dengan nol. Hal itu berarti
perkiraan yang kita lakukan terhadap data sesuai dengan data yang sebenarnya,
Berikut ini rumus-rumus
yang secara langsung digunakan untuk menghitung kesalahan baku regresi dan
koefisien regresi.
1.
Untuk regresi, kesalahan bakunya
dirumuskan:
2.
Untuk koefisien regresi
(penduga
)
3.
Untuk koefisien regresi
(penduga
)
2.2 Pendugaan
Interval Koefisien Regresi (Parameter A dan B)
Pendugaan
interval bagi parameter A dan B menggunakan distribusi t dengan derajat
kebebasan (db) = n – 2.
1.
Pendugaan interval untuk parameter A
Untuk parameter A,
pendugaan intervalnya menggunakan:
Atau dalam bentuk
sederhana:
Artinya:
dengan interval keyakinan
dalam jangka panjang, jika sampel diulang-ulang,
kasus pada interval
sampai dengan interval
akan berisi A yang benar.
2.
Pendugaan interval untuk parameter B
Untuk parameter B,
pendugaan intervalnya dirumuskan:
Atau dalam bentuk
sederhana:
Artinya: dengan interval keyakinan
dalam jangka panjang, jika sampel
diulang-ulang,
kasus pada interval
sampai dengan interval
akan berisi B yang benar.
2.3 Pengujian
Hipotesis Koefisien Regresi (Parameter A dan B)
Pengujian hipotesis
bagi parameter A dan B menggunakan uji t,
dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
3.
PERAMALAN
(PREDIKSI)
sebagai penduga memiliki nilai yang mungkin
sama atau tidak sama dengan nilai sebenarnya. Untuk membuat
sebagai penduga yang dapat dipercaya, maka
dibuat pendugaan bagi Y dengan menggunakan penduga
itu sendiri. Dengan demikian,
sebagai penduga dapat digunakan sebagai
peramalan atau prediksi.
Ada
tiga bentuk peramalan sehubungan dengan penduga
tersebut, yaitu sebagai berikut.
3.1 Peramal
Tunggal
3.2 Peramalan
Interval Individu
3.3 Peramalan
Interval Rata-rata
4.
KOEFISIEN
KORELASI LINIER SEDERHANA
4.1 Pengertian
Koefisien Korelasi (KK)
Koefisien korelasi merupakan indeks atau bilangan
yang digunakan untuk mengukur keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) hubungan
antarvariabel.
Koefisien korelasi ini
memiliki nilai antara -1 dan +1
.
Untuk menentukan
keeratan hubungan/korelasi antarvariabel tersebut, berikut ini diberikan
nilai-nilai dari KK sebagai patokan>
1.
KK = 0, tidak ada korelasi.
2.
0 < KK
0,20, korelasi sangat rendah/lemah sekali.
3.
0,20 < KK
0,40, korelasi rendah/lemah tapi pasti.
4.
0,40 < KK
0,70, korelasi yang cukup berarti/sedang.
5.
0,70 < KK
0,90, korelasi yang tinggi/kuat.
6.
0,90 < KK < 1,00, korelasi sangat
tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan.
7.
KK = 1, korelasi sempurna.
4.2 Jenis-jenis
Koefisien Korelasi
Jenis-jenis koefisien
korelasi yang sering digunakan adalah koefisien korelasi Pearson, koefisien
korelasi Rank Spearman, koefisien korelasi Konteingensi, dan koefisien penentu
(KP).
1.
Koefisien Korelasi Perason
Koefisien korelasi ini
digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang datanya
berbentuk data interval atau rasio. Disimbolkan dengan r dan dirumuskan:
Nilai dari koefisien
korelasi (r) terletak antara -1 dan
+1
.
1.
Jika r
= +1, terjadi korelasi positif sempurna antara variabel X dan Y.
2.
Jika r
= -1, terjadi korelasi negatif sempurna antara variabel X dan Y.
3.
Jika r
= 0, tidak terdapat korelasi antara variabel X dan Y.
4.
Jika 0 < r < +1, terjadi korelasi positif antara variabel X dan Y.
5.
Jika -1 < r < 0, terjadi korelasi negatif antara variabel X dan Y.
2.
Koefisien Korelasi Rank Spearman
Koefisien korelasi ini
digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang datanya
berbentuk data ordinal (data bertingkat). Disimbolkan dengan rs dan dirumuskan:
Keterangan:
d
= selisih ranking X dan Y
n
=
banyaknya pasangan data
3.
Koefisien Korelasi Kontingensi
Koefisien korelasi ini
digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang datanya
berbentuk data nominal (data kualitatif).
4.
Koefisien Penentu (KP) atau Koefisien
Determinasi (R)
Apabila koefisien
korelasi dikuadratkan, akan menjadi koefisien penentu (KP) atau koefisien
determinai, yang artinya penyebab perubahan pada variabel Y yang datang dari
variabel X, sebesar kuadrat koefisien korelasinya. Koefisien penentu ini
menjelaskan besarnya pengaruh nilai suatu variabel (variabel X) terhadap
naik/turunnya (variasi) nilai variabel lainnya (variabel Y).
6.
PENDUGAAN
DAN PENGUJIAN HIPOTESIS KOEFISIEN KORELASI POPULASI (
)
Koefisien
korelasi populasi dari variabel X dan Y yang keduanya merupakan variabel random
dan memiliki distribusi bivariat, dirumuskan:
Cov
(X,Y) =
=
E(XY) – E(X). E(Y)
Dalam prakteknya, koefisien korelasi populasi (
) tidak diketahui, namun dapat diduga
dengan koefisien korelasi sampel (r).
Dengan demikian, r merupakan penduga
dari
.
6.1 Pendugaan
Koefisien Korelasi Populasi
Pendugaan koefisien
korelasi populasi (interval keyakinan
) menggunakan distribusi Z. Pendugaannya
dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengubah koefisien korelasi sampel r menjadi nilai Zr, yang
dalam bentuk persamaan dituliskan:
Variabel Zr
akan mendekati distribusi normal dengan rata-rata dan varians sebagai berikut:
Untuk
, pendugaan intervalnya secara umum
dirumuskan:
Atau:
Dengan melakukan
transformasi nilai
, maka diperoleh pendugaan interval bagi
koefisien korelasi populasi (
) dengan tingkat keyakinan
.
Selain menggunakan pendugaan interval
, interval bagi koefisien korelasi
populasi (
) dapat pula dibuat dengan menggunakan
tabel hubungan antara Zr dan r.
6.2 Pengujian
Hipotesis Koefisien Korelasi Populasi (
)
1.
Untuk asumsi 𝝆=𝟎
Pengujian hipotesis
dengan asumsi
menggunakan distribusi t sebagai uji
statistiknya. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan formula hipotesis
(tidak ada hubungan antara X dan Y)
(ada hubungan positif)
(ada hubungan negatif)
(ada hubungan)
2. Menentukan taraf nyata (
)
bserta t tabel, dengan derajat bebas (db)=n-2
atau
3.
Menentukan
kriteria pengujian
3. Menentukan nilai uji statistik
4. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan
diterima atau ditolak (sesuai dengan kriteria
pengujian).
5.
Untuk asumsi
Pengujian hipotesis
dengan asumsi
menggunakan distribusi Z sebagai uji
statistiknya. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:
2. Menentukan taraf nyata (
)
beserta Z tabel
atau
3.
Menentukan
kriteria pengujian
3.
Menentukan
nilai uji statistik
4. Membuat kesimpulan
Menyimpulkan
H0 diterima atau ditolak
(sesuai dengan kriteria pengujian).
7. REGRESI DAN KORELASI LINEAR DATA BERKELOMPOK
7.1
Regresi Linier Data
Berkelompok
Untuk data yang
tersusun dalam distribusi frekuensi bivariabel (data berkelompok dengan dua
veriabel),
7.2
Koefisien Korelasi
Linier Data Berkelompok
Untuk data yang
tersusun dalam distribusi frekuensi bivariabel.
Kesimpulan
Korelasi merupakan hubungan antara dua kejadian dimana
kejadian yang satu dapat mempengaruhi eksistensi kejadian yang lain, Misalnya
kejadian X mempengerahui kejadian Y. Apabila dua variable X dan Y mempunyai
hubungan, maka nilai variable X yang sudah diketahui dapat dipergunakan untuk
memperkirakan/menaksir atau meramalkan Y. Ramalan pada dasarnya merupakan
perkiraan/taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian(nilai suatu variabel)
untuk waktu yang akan datang. Variable yang nilainya akan diramalkan disebut
variable tidak bebas (dependent variable), sedangkan variabel C yang nilainya
dipergunakan untuk meramalkan nilai Y disebut variable bebas (independent
variable) atau variable peramal (predictor) atau seringkali disebut variable
yang menerangkan (explanatory).
Jadi jelas analisis korelasi ini memungkinkan kita
untuk mengetahui suatu di luar hasil penyelidikan, Salah satu cara untuk
melakukan peramalan adalah dengan menggunakan garis regresi. Untuk menghitung
parameter yang akan dijadikan dalam penentuan hubungan antara dua variabel,
terdapat beberapa cara, yaitu: koefisien detreminasi, koefisien korelasi.
Apabila terdapat data berkelompok menggunakan koefisien data berkelompok dan
bila menggunakan data berganda maksudnya variabel bebas yang mempengaruhi variabel
terikat ada dua, maka menggunakan koefisien berganda.Sedangkan regeresi di bagi
menjadi dua, yaitu regresi linier dan regresi non linier. Dimana regresi linier
juga dibagi menjadi dua yakni regresi linier sederhana dan regresi linier
berganda
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Ikbal. 2003. Pokok-pokok
Materi Statistik 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar